Membangun Komunitas yang Lebih Sehat: Meningkatkan Akses ke Layanan Kesehatan, Nutrisi, Kebugaran Terhadap Kesehatan Mental
DOI:
https://doi.org/10.58812/jpws.v2i5.374Kata Kunci:
Masyarakat, Layanan Kesehatan, Kesehatan MentalAbstrak
Membangun masyarakat yang lebih sehat membutuhkan pendekatan komprehensif yang membahas keterkaitan antara layanan kesehatan, gizi, dan kesehatan mental. Penelitian ini mengeksplorasi pentingnya meningkatkan akses ke layanan kesehatan, memperbaiki gizi, menumbuhkan ketahanan terhadap tantangan kesehatan mental, dan mengintegrasikan komponen-komponen ini untuk mencapai efek sinergis. Penelitian ini menyoroti manfaat dari perawatan terintegrasi, termasuk hasil kesehatan yang lebih baik, pencegahan penyakit kronis, dan pendekatan pengobatan holistik. Berbagai metode, seperti model perawatan kolaboratif, alat skrining, sistem koordinasi perawatan, dan kemitraan komunitas, dibahas sebagai strategi yang efektif untuk mengintegrasikan komponen-komponen ini. Namun, tantangan seperti sistem perawatan kesehatan yang terfragmentasi, sumber daya yang terbatas, stigma, dan kesenjangan pelatihan perlu diatasi. Arah ke depan mencakup dukungan kebijakan, pelatihan interdisipliner, solusi teknologi, pelibatan masyarakat, dan penanganan faktor penentu sosial kesehatan. Dengan mengintegrasikan layanan kesehatan, nutrisi, dan kesehatan mental, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang mendorong kesehatan dan kesejahteraan yang optimal bagi semua individu.
Referensi
Bickford, M. (2005). Stress in the Workplace: A General Overview of the Causes, the Effects, and the Solutions. Canadian Mental Health Association Newfoundland and Labrador Division, 8(1), 1–3.
Blakemore, S.-J. (2019). Adolescence and mental health. The Lancet, 393(10185), 2030–2031.
Fersko, H. (2018). Is social media bad for teens’ mental health? UNICEF, Oct.
Haniyah, F. N., Novita, A., & Ruliani, S. N. (2022). Hubungan Antara Pola Asuh Orangtua, Teman Sebaya, Lingkungan Tempat Tinggal dan Sosial Ekonomi Dengan Kesehatan Mental Remaja: The Relationship Between Parenting Patterns of Parents, Peers, Living Environment and Socio-Economic With Adolescent Mental Heal. Open Access Jakarta Journal of Health Sciences, 1(7), 242–250.
Helfert, S., & Warschburger, P. (2013). The face of appearance-related social pressure: gender, age and body mass variations in peer and parental pressure during adolescence. Child and Adolescent Psychiatry and Mental Health, 7(1), 1–11.
Mareta, F., Heliani, H., Elisah, S., Ulhaq, A., & Febriani, I. (2021). Analysis of Islamic Banks’ Merger in Indonesia. Jurnal Riset Ekonomi Manajemen (REKOMEN), 4(2), 112–120. https://doi.org/10.31002/rn.v4i2.3672
Pangestuti, D. R., & Rohmawati, S. (2018). Kandungan peroksida minyak goreng pada pedagang gorengan di wilayah kecamatan tembalang kota Semarang. Amerta Nutrition, 2(2), 205–211.
Parassela Pangestu P , Meutia Riany, Elisabeth Paramita J.S, E. S. K. (2017). THE INFLUENCE OF OWN SOURCE REVENUE (PAD) AND GENERAL ALLOCATION GRANT (DAU) ON CAPITAL EXPENDITURE (EMPIRICAL STUDY ON JAMBI PROVINCE GOVERNMENT 2009-2017). 経済志林, 87(1,2), 149–200.
Preston, A. J., & Rew, L. (2022). Connectedness, self-esteem, and prosocial behaviors protect adolescent mental health following social isolation: A systematic review. Issues in Mental Health Nursing, 43(1), 32–41.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Anto J. Hadi, Didik Cahyono, Devin Mahendika, Kristiana Lylya, AMAK
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.