Respon Masyarakat Terhadap Pengembangan Pariwisata Ziarah Ritual Semana Santa oleh Pemerintah di Larantuka

Penulis

  • Novita Restiati Ina Wea Universitas Udayana
  • Heddy Shri Ahimsa-Putra Universitas Gadjah Mada
  • Dyah Widiyastuti Universitas Gadjah Mada

DOI:

https://doi.org/10.58812/jmws.v2i04.292

Kata Kunci:

Respon Masyarakat, Pengembangan Pariwisata, Pariwisata Ziarah, Ritual Semana Santa

Abstrak

Pariwisata ziarah terus berkembang dan menjadi segmen penting bagi pariwisata internasional karena adanya kecenderungan global untuk melakukan aktivitas liburan lebih dari sekedar rekreasi, yaitu dengan melakukan peremajaan fisik, mental dan spiritual. Dengan adanya kecenderungan ini, pengembangan destinasi pariwisata ziarah diarahkan lebih dari sekedar pengalaman religi, yaitu pengembangan destinasi yang multifungsi dan mampu meningkatkan pengalaman spiritual pengunjung. Pemerintah daerah Flores Timur kemudian berupaya untuk mengembangkan berbagai program dengan menjadikan ritual Semana Santa di Larantuka sebagai daya tarik utama pengembangan pariwisata ziarah. Ritual yang sudah dijalankan masyarakat secara turun-temurun setelah dijadikan ikon pengembangan pariwisata akan memberikan tanggapan yang beragam dari masyarakat setempat. Respon masyarakat tersebut dapat dijadikan sebagai indikator diterima tidaknya program pemerintah yang telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon masyarakat terhadap pengembangan pariwisata ziarah ritual Semana Santa yang dilakukan oleh pemerintah di Larantuka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi-terstruktur, observasi, studi kepustakaan dan dokumentasi. Selanjutnya proses analisis data terdiri dari: reduksi data, penyajian data, keabsahan data serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 bentuk respon ekonomi berupa tindakan yang dilakukan masyarakat dalam menanggapi upaya pemerintah, yaitu: (a) komersialisasi ruang kamar, (b) komersialisasi budaya menjamu tamu, (c) komersialisasi budaya menenun, (d) penguatan tradisi agama berupa pewartaan iman dan (e) komersialisasi ruang areal pelabuhan Larantuka. Sementara itu, tipe respon masyarakat Larantuka secara keseluruhan terbagi menjadi tiga tipe yaitu: retreatism, boundary maintenance dan revitalization. Beragamnya respon yang ditunjukkan disebabkan oleh berbedanya kebutuhan masing-masing kelompok masyarakat.

Biografi Penulis

Heddy Shri Ahimsa-Putra, Universitas Gadjah Mada

 

 

Dyah Widiyastuti, Universitas Gadjah Mada

 

 

Referensi

Abdulsyani. (1987). Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial, Jakarta: Fajar Agung

Ahimsa-Putra, H. S. (2004). Mengembangkan Wisata Budaya dan Budaya Wisata, Sebuah Refleksi Antropologis, Yogyakarta: PUSPAR

Ahimsa-Putra, H. S. (2011). Pariwisata di Desa dan Respon Ekonomi: Kasus Dusun Brayut di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Jurnal Patrawidya, 12 (4), 635-659.

Canoves et al. (2012). Religious Tourism and Sacred Places in Spain: Old Practice, New Forms of Tourism. International Journal of Tourism Anthropology, 2 (4), 282-298.

Dogan, H. Z. (1989). Forms of Adjustment Sociocultural Impacts of Tourism. Annals of Tourism Research, 16 (2), 216-236.

Hariyana dan Mahagangga. (2015). Persepsi Masyarakat terhadap Pengembangan Kawasan Goa Peteng sebagai Daya Tarik Wisata di Desa Jimbaran Kuta Selatan Kabupaten Badung. Jurnal Destinasi Pariwisata, 3 (1), 24-34.

Herdiansyah, H. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika

Inskeep, E. (1991). Tourism Planning and Sustainable Development Approach. New York: Van Nostrand Reinblod

Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata, Jakarta: Grasindo

Jebarus, E. (2017). Sejarah Keuskupan Larantuka, Maumere: Penerbit Ledalero

Kreiner, N. C. (2010). Current Jewish Pilgrimage Tourism: Modes and Models of Development. Journal of Tourism, 58 (3), 259-270.

Kreiner, N. C. (2018). Pilgrimage-Tourism: Common Themes in Different Religions. International Journal of Religious Tourism and Pilgrimage. 6 (1), 8-17.

McGuire, T. R. (1989). Ritual, Theater, and the Persistence of the Ethnic Group: Interpreting Yaqui Semana Santa. Journal of the Southwest, 31 (2), 159-178.

Miras, L. S. (2016). How do Barceloneta Residents that Directly Depend on the Tourist Industry Perceive Tourism?, Barcelona: Ramon Llull University

Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Monteiro, Y. H. (2020). Semana Santa di Larantuka, Maumere: Penerbit Ledalero

Morrill et al. (2006). Practicing Catholic: Ritual, Body, and Contestation in Catholic Faith, USA: Palgrave Macmillan

Mulyati. (2019). Semana Santa, Tradisi Paskah Umat Katolik di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. WALASUJI, 10 (2), 203-218.

Nelson, J. M. (2009). Psychology, Religion, and Spirituality, New York: Springer

Pendit, N. (2002). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: Pradya Paramita

PERDA Kabupaten Flores Timur Nomor 2 Tahun 2013

PERDA Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 2 Tahun 2015

Prastowo, A. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Purhantara, W. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu

Rakhmat, J. (2004). Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPKD) Kabupaten Flores Timur Tahun 2013-2023

Rencana Induk Pembangunan Nasional (RIPPARNAS) Nomor 50 Tahun 2011

Sanchez, et al. (2016). Economic Impact of a Religious and Tourist Event: A Holy Week Celebration. Journal of Tourism Economics, 23 (6), 1-20.

Sanchez, et al. (2018). Religious Tourism and Pilgrame: Bibliometric Overview. Journal of Religions, 9 (9), 249-260.

Sevim dan Hall. (2016). Costumer Acculturation: Perspective of Immigrants and Tourists. International Journal of Academic Research in Economic and Management Sciences. 5 (4), 126-139.

Suryawan, I. B. (2017). Model Kelembagaan Kawasan Strategis Pariwisata, Denpasar: UNUD

Timothy, D. J. dan Olsen. (2006). Tourism, Religion & Spiritual Journeys, USA: Routledge

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009

Valiente dan Romero. (2011). Religious Tourism in Spain: The Goose that Laid the Golden Egg? An Old Tradition, Versus an Emerging Form of Tourism. Cuadernos de Turismo, 27, 1021-1028.

Wahab, S. (1988). Pemasaran Pariwisata, Jakarta: Pradnya Paramitha

Wilopo dan Hakim. (2017). Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Budaya: Studi Kasus pada Kawasan Situs Trowulan sebagai Pariwisata Budaya Unggulan di Kabupaten Mojokerto. Jurnal Administrasi Bisnis, 4 (1), 56-65.

Yasuda et al. (2018). Religious Tourism in Asia, UK: CAB International

Yoeti, O. A. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Jakarta: Pradnya Paramitha

Yoeti, O. A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Jakarta: Pradnya Paramitha

Unduhan

Diterbitkan

2023-04-30

Cara Mengutip

Wea, N. R. I., Ahimsa-Putra, H. S., & Widiyastuti, D. (2023). Respon Masyarakat Terhadap Pengembangan Pariwisata Ziarah Ritual Semana Santa oleh Pemerintah di Larantuka. Jurnal Multidisiplin West Science, 2(04), 247–269. https://doi.org/10.58812/jmws.v2i04.292